Pernah kepikiran nggak sih kenapa kok vitamin yang dikenal atau sering dikonsumsi oleh manusia hanya vitamin A, B, C, D, E dan K? Bagaimana dengan huruf lainnya? Kami tahu kamu pasti penasaran, karena kami awalnya juga.
Vitamin diyakini berasal dari bahasa Latin, vita yang artinya hidup dan amina atau amine yang artinya sesuatu organik yang mengandung atom nitrogen yang tidak dihasilkan oleh tubuh. Diperkirakan vitamin mulai ditemukan pada tahun 1500-an sebelum masehi, kala itu ahli pengobatan menggunakan ekstrak senyawa yang diduga vitamin untuk menyembuhkan rabun malam.
Lalu siapa yang memiliki ide untuk memberi nama pada vitamin dengan menggunakan abjad?
Semua ini berawal pada abad 19, peneliti menemukan fakta bahwa beberapa jenis makanan bisa mencegah penyakit. Tak lama, disepakatilah bahwa senyawa dalam makanan tersebut disebut sebagai vitamin, komponen organik yang tubuh butuhkan tapi tidak bisa hasilkan sendiri.
Pada tahun 1916, Cornelia Kennedy,mahasiswa master di University of Winconsin yang sedang melakukan penelitian untuk thesisnya disebut sebagai orang yang pertama kali menggunakan huruf A dan B dalam vitamin.
Vitamin A,B,C, D dan E kemudian mulai ditemukan pada rentan 1910 dan 1920. Vitamin K sendiri baru ditemukan pada tahun 1943 oleh Carl Peter Henrik Dam. Lalu bagaimana dengan huruf lainnya?
Ternyata, dulu ada lho vitamin F, G dan H. Tapi ternyata mereka mengalami reklasifikasi dan kemudian dinyatakan bukan sebagai vitamin. Vitamin F kini dikenal dengan omega 3 dan 6, G berganti menjadi B2 dan H adalah Biotin.
Ada pula alasan lain mengapa huruf lain tidak digunakan sebagai nama vitamin untuk manusia, karena vitaminnya tidak vital untuk kebutuhan manusia. Seperti vitamin J yang hanya bisa diperlukan oleh marmut, vitamin L untuk laktasi tikus dan vitamin P untuk kelopak bunga.
Wih, kamu terkejut? SHARE aja artikel ini biar yang lain juga tahu!