Masa depan sebagai seorang make-up artist mungkin takkan pernah dibayangkan oleh orang-orang yang mengenal Jessica Ruiz semasa kecilnya. Namun itulah yang terjadi, dan uniknya lagi, Ruiz menggunakan mulut untuk merias para kliennya.
Dengan terampil ia mengoleskan kuas, memakaikan mascara, dan eyeliner dengan bantuan mulut. Semua itu ia lakukan karena keterbatasan fungsi gerak di kedua tangannya. Ya, meski memiliki tangan lengkap, Ruiz mengidap kondisi yang disebut dengan Arthrogryposis, yang membuat seseorang tak bisa menggerakkan tangan mereka dengan sewajarnya.
Selain merias wajah pelanggan, Ruiz juga piawai menggunakan mulutnya untuk melakukan kegiatan sehari-hari lainnya seperti menulis, memasak, dan meraih berbagai benda-benda yang ia butuhkan. Namun tentu, tidak mudah baginya untuk menyesuaikan diri di masyarakat. Mulanya, ada banyak orang yang risih melihat kondisi dan kebiasaannya tersebut, bahkan ia kerap mendapat ejekan dari teman-teman semasa sekolah dulu.
Beruntung, Ruiz lantas bersentuhan dengan dunia tata rias. Dari sinilah ia menemukan bakat terpendam miliknya. Berawal dari iseng-iseng merias dirinya sendiri, Ruiz mendapatkan pujian dari orang lain, dan akhirnya mulai percaya diri untuk merias orang lain.
Sosok yang kali pertama mendapat sentuhan tangan dingin Ruiz adalah temannya di kelas 10. Kala itu ia diminta mendandani yang bersangkutan untuk pesta dansa sekolah. Hasil kerja Ruiz kala itu amat memuaskan dan menuai pujian dari ibu sang teman. Sedikit demi-sedikit, Ruiz mulai menebalkan tekad untuk menjadi seorang make-up artist.
Namun begitu, bukan berarti jalan Ruiz untuk menggapai cita-cita bisa berjalan mulus. Hampir semua sekolah make-up artist yang ingin ia masuki memberikan penolakan. Alasannya, mereka menilai metode Ruiz sebagai sesuatu yang tidak biasa. Selain itu, mereka juga khawatir dengan respon yang timbul dari para klien ketika Ruiz mulai merias.
“Ini membuat saya merasakan depresi terdalam dalam hidup,” kenang Ruiz. “Di usia 18 tahun Anda masih mencoba untuk menemukan diri. Memiliki mimpi dan gairah lalu seseorang menghancurkannya seperti itu benar-benar menyayat hati.”
Enggan impiannya berlalu begitu saja, Ruiz lantas memanfaatkan YouTube. Di sana, ia melihat berbagai tutorial video mengenai make-up dan mulai mempelajarinya dengan serius.
“Saya menyebutnya YouTube University,” kata Ruiz.
Perlahan, kemampuan Ruiz mulai meningkat dan ia memutuskan untuk menerima berbagai tawaran pekerjaan. Setelah sempat enggan meminta bayaran, ia akhirnya mulai serius menggeluti profesi make-up artist lantaran namanya makin dikenal banyak orang. Ruiz bahkan sempat menjadi pendukung sebuah peragaan busana belum lama ini.
Meski demikian, perjuangan Ruiz untuk menjadi make-up artist papan atas masih menemui jalan terjal. Sebab, hingga kini pun masih ada banyak orang yang mencemooh caranya bekerja dan juga mempertanyakan metode yang ia gunakan.