Pato, bocah jenius Sidoarjo yang tak boleh ikut Ujian Nasional

Siapa bilang sosok jenius selalu bisa jadi yang terbaik. Di negara kita, seseorang bahkan belum tentu bisa ikut Ujian Nasional atau UN meski keceradasannya di atas rata-rata.

Itulah yang terjadi pada Pato Sayyaf, siswa kelas enam SD Multilingual Anak Soleh, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur. Belum lama ini dibuat kecewa karena tidak diperkenankan mengikuti UN oleh Dinas Pendidikan Setempat. Alasannya, yang bersangkutan masih berusia 8 tahun dua bulan.

Ya, Pato dianggap masih terlalu muda 3 tahun 10 bulan untuk bisa mengikuti UN, meskipun sebagai siswa kelas akselerasi nilainya sudah di atas rata-rata

Sontak hal ini membuat orang tua Pato, Joko Trianto dan Wahyu Nurandari, merasa kaget dan kecewa. Pasalnya, sang buah hati sudah dianggap menempuh sistem pendidikan sesuai dengan yang ditetapkan oleh negara.

Memang, Pato sendiri mengikuti kelas khusus akselerasi, hingga ia bisa menamatkan jalur pendidikan SD hanya dalam waktu empat setengah tahun.

“Mulai dari kelas satu sampai kelas enam, ranking pertama,” kata Joko, dihadapan anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim untuk mengadukan nasib anaknya, sebagaimana dilansir oleh Metro TV News.

“Saya ke sini hanya minta tolong, supaya anak saya bisa mengikuti ujian nasional. Sebab anak saya sudah melakukan kewajibannya belajar dengan baik dan sesuai prosedur yang ada.”

pato sayyaf

Mulanya, penolakan keikutsertaan Pato dalam UN disebabkan karena SD tempat ia belajar masih belum mengantongi izin, hingga si bocah harus rela mengikuti ujian di SDN Tropodo. Namun Diknas setempat lantas berkelit dengan alasan terkait usia, ketika Joko berusaha mendaftarkan anaknya pada Mei 2016 silam.

“SDN Tropodo tak berani karena Diknas Sidoarjo melarangnya,” kata Joko.

Hal ini tentu amat disayangkan, kaena Pato sendiri masuk dalam kategori jenius. Pengakuan Joko menyebutkan bahwa anaknya memiliki IQ 136, atau di atas rentang 121-130, yang masuk golongan superior.

Komisi D DPRD Sidoarjo pun belum lama ini ikut buka suara soal nasib Pato. Menurut sang ketua, Usman, sang bocah tak seharusnya dijegal langkahnya dalam menyelesikan pendidikan secepat mungkin, hanya karena faktor usia.

“Kami sudah memantau, dan ternyata Pato memang bisa mempertanggungjawabkan hasil IQ-nya. Harusnya bisa diberikan kemudahan,” kata Usman.

“Senin (14/3/2016), kami berencana menyambangi Pato kemudian bertemu pihak Dindik untuk menentukan langkah terbaik. Yang jelas, kami upayakan Pato ikut Unas.”

Di sisi lain, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Sidoarjo, Djoko Supriyadi, menegaskan bahwa pihaknya tak sekalipun meragukan kecerdasan Pato. Hanya saja, mereka tidak terlalu puas dengan sistem Kelas Akselerasi (KA), yang diterapkan oleh SD tempat Pato belajar.

Pato dinyatakan lulus setelah menempuh masa studi empat setengah tahun, sementara aturan KA yang dipegang oleh Dinas Pendidikan menyatakan seorang siswa baru bisa lulus dalam waktu lima tahun.

Sebelum menempuh pendidikan di SD Multilingual Anak Soleh, Pato terlebih dahulu mengasah kecerdasannya di Play Group Al Falah, Surabaya, pada usia 3,5 tahun.

Sedari kecil, ia memang sudah dikenal sebagai bocah yang cerdas, bahkan kini sudah mampu menghafap empat juz Al-Quran. Namun demikian, kemampuan belajarnya yang begitu cepat itu sempat membuat orang tuanya kesulitan mencarikan sekolah, yang bersedia menerima murid dengan usia begitu belia.

“Pato tidak lompat kelas, tapi mengikuti secara bertahap. Hanya saja, bila satu tahun belajar bisa 12 bulan, Pato hanya menempuh 6 bulan saja,” kata Wahyu Nur Andari, ibu Pato.

Uniknya, bocah jenius ini memiliki hobi makan kenikir dan ketika disinggung mengenai hal tersebut, ia justru membahas rasa penasarannya mengenai air laut yang tidak tumpah, ketika bumi tengah berputar.

“Penasaran saja, bumi ini kan di bawah, lalu dikelilingi air laut. Saat bumi berputar, kenapa air tidak bisa tumpah. Sama pengen lihat black hole,” ujar Pato yang memiliki seorang kaka bernama Gasi Dhias, juga memiliki hobi menirukan astronot terbang di angkasa luar ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *